Gadis Cilik Di Jendela - Tetsuko Kuroyanagi

 Ia lari ke kawasan Mama menunggu sambil berteriak Gadis Cilik di Jendela - Tetsuko Kuroyanagi
Ia lari ke kawasan Mama menunggu sambil berteriak, “Aku ingin jadi penjual karcis!”

Mama tidak kaget. Dia hanya berkata, “Kukira kamu ingin jadi mata-mata.”

Padahal Totto-chan gres kelas satu sekolah dasar, namun ia sudah dikeluarkan. Ibu Guru bilang pada Mama bahwa ia ialah anak nakal. Benarkah Totto-chan anak yang nakal? Sebenarnya tidak begitu. Totto-chan hanyalah anak yang punya rasa ingin tahu yang besar. Dan itulah sebabnya ia suka bangun di erat jendela selama pelajaran berlangsung, menanti pemusik jalanan lewat, lalu memanggil mereka dan meminta mereka bernyanyi lantaran Totto-chan sangat suka mendengarkan musik. Kadang gadis cilik itu terlihat bercakap-cakap seorang diri di jendela. Karena penasaran, Ibu Guru mendatangi Totto-chan untuk melihat kepada siapa gadis cilik itu bicara. Sungguh mengherankan, alasannya ialah yang diajak bicara olehnya ialah sepasang burung walet yang sedang menciptakan sarang di bawah atap! Totto-chan juga suka membuka dan menutup mejanya berulang-ulang, memasukkan dan mengeluarkan alat-alat tulisnya dari meja terus-menerus hingga Ibu Guru merasa jengkel. Dan masih banyak hal lain yang dilakukan oleh Totto-chan yang menciptakan Ibu Guru kehabisan akal, lantaran dia tak biasa menghadapi anak kecil yang kelewat aktif ibarat Totto-chan. Akhirnya gadis kecil itu pun dikeluarkan dari sekolah, dan Mama hanya sanggup memaklumi keputusan tersebut.

Mama pun mendaftarkan Totto-chan ke Tomoe Gakuen. Karena tak ingin melukai perasaan Totto-chan, maka Mama tidak bilang padanya bahwa ia dikeluarkan. Mama hanya bilang bahwa ia akan pindah sekolah. Kelak dikala Totto-chan dewasa, Mama akan memberi tahu alasan yang sebenarnya.

Totto-chan bahagia sekali begitu melihat sekolah barunya. Sekolah itu unik, lantaran kelasnya terdiri dari gerbong-gerbong kereta yang sudah tidak digunakan lagi dan halamannya dipenuhi bunga-bunga yang indah. Pintu gerbang sekolahnya ialah dua batang kayu yang ditumbuhi daun dan ranting! Tadinya Mama sempat khawatir kalau-kalau sekolah itu tidak akan mendapatkan Totto-chan yang dicap “nakal” di sekolah lamanya. Tapi ternyata Kepala Sekolah ialah orang yang ramah dan ia memahami belum dewasa ibarat Totto-chan. Totto-chan dipanggil ke ruang Kepala Sekolah, sementara Mama disuruh pulang saja. Totto-chan diminta oleh Kepala Sekolah untuk bercerita apa saja yang ia mau. Mendengar hal itu, Totto-chan merasa heran sekaligus senang, alasannya ialah ia belum pernah disuruh bercerita wacana apa saja yang ia mau, terlebih lagi ada orang yang mau mendengarkannya, selama empat jam penuh! Begitulah, Totto-chan balasannya diterima di sekolah itu.

Sistem pendidikan di Tomoe Gakuen sangat berbeda dengan sekolah konvensional lainnya. Di sana, murid-murid boleh mengubah urutan pelajaran sesuai dengan minat mereka. Ada yang memulai dengan berguru fisika, ada yang menentukan menggambar, ada yang ingin berguru bahasa dulu, pokoknya bebas. Tak jarang pula kepala sekolah mengajak jalan-jalan para murid sambil menjelaskan apa saja yang mereka lihat dikala jalan-jalan. Tanpa disadari oleh para murid, mereka telah berguru banyak hal, dengan cara yang sangat menyenangkan. Belum pernah Totto-chan merasa segirang ini dikala bersekolah. Ia merasa kerasan di Tomoe Gakuen. Selain lantaran cara belajarnya menyenangkan, ia juga punya banyak sahabat dan Kepala Sekolah yang sayang pada semua murid. Totto-chan yang tadinya dianggap bandel ternyata ialah anak yang baik. Hal ini terlihat dari betapa ia sangat mencintai teman-temannya, yang beberapa di mereka mempunyai cacat fisik.


Download : Box.com

Post a Comment

0 Comments

close