Memoar Of Jeddah : How Can I Not Love Jeddah? - Jihan Davincka

 Jihan Davincka semula menolak keras ketika suaminya mendapatkan anjuran bekerja di Jeddah Memoar Of Jeddah : How Can I Not Love Jeddah? - Jihan Davincka
Rumah Buku. Pusat Digital & Novel Digital Indonesia Gratis. Siapa yang tidak ingin ke Jeddah, Arab Saudi? Jihan Davincka semula menolak keras ketika suaminya mendapatkan anjuran bekerja di Jeddah. Jihan sudah terpengaruhi stereotip orang Saudi yang tidak menyenangkan, kotor, panas, perempuan tidak bebas bepergian sendirian, terbelakang, dan sebagainya.

Apalagi sesudah googling, Jihan hanya mendapati keluhan-keluhan WNI yang tinggal di Jeddah. Namun, sesudah lelah berargumentasi dengan suaminya, Jihan pun menuruti perkataan suaminya untuk pindah ke Jeddah. Ternyata, apa yang dipikirkannya tak seburuk kenyataan. Banyak hal menyenangkan yang dialaminya di Jeddah, dan sebagian diceritakannya di dalam buku ini.

Jihan Davincka ialah seorang blogger perempuan yang banyak menuliskan kisah hidupnya di dalam blog, sebagian telah dibukukan. Pengalamannya mengikuti suami ke Teheran, Jeddah, dan sekarang Athlone, Irlandia, memberinya banyak ilham menulis.

Buku ini memuat sebagian pengalamannya selama tinggal di Jeddah. Tinggal di Jeddah berarti hanya satu jam perjalanan ke Mekkah! Setiap simpulan pekan, Jihan mengajak suaminya untuk umroh.

Bayangkan, kalau tinggal di Indonesia tentu tidak akan semudah itu umroh, bukan? Perlu biaya belasan juta rupiah. Perjalanan dari Jeddah ke Mekkah sanggup ditempuh dengan naik kendaraan beroda empat langsung di mana harga kendaraan beroda empat di Jeddah jauh lebih murah daripada di Indonesia. Harga BBM sekelas Pertamax pun hanya Rp 1000/ liter. Masya Allah!

Harga masakan kebutuhan sehari-hari pun tidak berbeda jauh dengan di Indonesia. Berhubung banyak pendatang dari Indonesia yang menetap di Jeddah, jadi banyak pula toko masakan khas Indonesia. Bahkan, di Jeddah juga ada perusahaan Indomie, harga Indomie hanya selisih beberapa rupiah dari harga di Indonesia. Konon penyebabnya alasannya dulu banyak TKW Indonesia yang membawa Indomie dari Indonesia dan diberikan ke bawah umur majikannya. Anak-anak itu ketagihan, Indomie laris-manis, bahkan hingga membuka cabang di Jeddah.

Untuk berhaji pun, calon haji dari Jeddah banyak mendapatkan kemudahan dibandingkan dari Indonesia. Biaya, sudah niscaya lebih murah alasannya tidak perlu penerbangan dari Indonesia ke Mekkah. Dari segi kemudahan pun mendapatkan banyak kelebihan, bahkan melebihi jemaah haji ONH Plus. Tidur di atas kasur, masakan berlimpah, toilet tersedia banyak, dan sebagainya. Membaca dongeng Jihan ketika berhaji dari Jeddah menciptakan aku menitikkan airmata, betapa inginnya aku ikut berhaji dengannya!

Namun, sebagaimana orang Indonesia memandang orang Saudi itu tidak ramah dan menyenangkan, orang Saudi pun mempunyai stereotip tersendiri terhadap orang Indonesia. Semua orang Indonesia yang tiba ke Saudi akan dianggap berprofesi sebagai pembantu rumah tangga! Termasuk Jihan Davincka.

Jihan yang mengikuti suaminya, seorang Insinyur, tentu saja harus menelan ludah berkali-kali bila penduduk Saudi menganggapnya sebagai pembantu rumah tangga. Ironisnya, ketika dia  berbicara dengan orang Saudi memakai Bahasa Inggris, ia justru dikira orang Malaysia atau Filipina!



Judul : Memoar Of Jeddah : How Can I Not Love Jeddah?
Penulis : Jihan Davincka
Tipe File : Pdf
Ukuran : 4.96 Mb
Halaman : 167
Sumber : https://rumahbukuid.blogspot.com//search?q=memoar-of-jeddah


 Jihan Davincka semula menolak keras ketika suaminya mendapatkan anjuran bekerja di Jeddah Memoar Of Jeddah : How Can I Not Love Jeddah? - Jihan Davincka

Post a Comment

0 Comments

close