Catatan Pinggir Jilid 5 Pdf Penulis Goenawan Mohamad

 Kumpulan goresan pena Goenawan Mohamad di majalah Suara Independen Catatan Pinggir Jilid 5 PDF Penulis Goenawan Mohamad

Detail Buku:

Judul: Catatan Pinggir Jilid 5
Penerbit: Tempo, 2012
ISBN: 9789799065476
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: 699 halaman
Jenis File: PDF
Besar file: 3,69Mb
Review: Goodreads

Deskripsi:

Kumpulan goresan pena Goenawan Mohamad di majalah Suara Independen, D&R, Tempo dan Tempo Interaktif, Desember 1994 - Juli 2001.
Pertanyaan ihwal badan ialah salah satu dari sekian banyak pokok yang diangkat Goenawan Mohamad dalam Catatan Pinggir jilid 5. Adalah seni Goenawan Mohamad bahwa ia sanggup menciptakan pertanyaan seabstrak pertanyaan ihwal relevansi badan menjadi rangsangan ajaran kita. Dan ia memang tak pernah menyediakan, atau menawarkan, apalagi mendesakkan sebuah tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkannya. Ia akan meninggalkan kita bergulat dengan pertanyaan-per- tanyaan, kolam anjing diberi tulang besar untuk dikerjakan berhari-hari lamanya.

Itulah ciri khas ajaran Goenawan Mohamad yang alasannya ialah itu memang sangat cocok dicetuskan dalam bentuk aforisme, catatan pendek-pendek: Ia membikin memang terus menerus mengoreksi kita. Tetapi bukan dengan memperlihatkan bahwa kita keliru. Melainkan dengan menciptakan kita menjadi sadar bahwa cakrawala kita, wawasan kita tidak memadai. Bahwa untuk mencari perilaku terhadap apa yang kita hadapi dalam hidup, wawasan hitam-putih tidak cukup. Bahwa masih ada dimensi atau sudut pandang lain yang harus diperhatikan. Bahwa kesalahan kita bukan sebuah kekeliruan, melainkan kepicikan. Bahwa kita dibelenggu oleh apriori-apriori yang mempersempit persepsi kita.

Hal apa pun yang disentuh Goenawan Mohamad menjadi masalah, menjadi dorongan yang menciptakan orang tersentak sebentar, kemudian ia terpaksa berpikir: Betulkah? Logiskah? Benarkah? Orang merasa cakrawalanya meluas sehingga segi-segi, unsur-unsur, warna-warna yang bahwasanya ada tetapi dulu tidak diperhatikan disadari. Dengan demikian, sanggup saja kemapanan intelektual dan emosional kita tergoncang.

Post a Comment

0 Comments

close