Dinding Karya Jean Paul Sartre Pdf

Paul Sartre tentulah bukan nama yang ajaib Dinding karya Jean Paul Sartre PDF

Detail Buku:

Judul: Dinding
Penerjemah: Dwi Margo Yuwono
Penerbit: Penerbit Jendela, Cet. 2 2002
ISBN: 979-95978-10-4
Jumlah halaman: 302 halaman
Besar file: 2,38Mb

Deskripsi:

DI ANTARA formasi filsuf Prancis, nama Jean-Paul Sartre tentulah bukan nama yang asing. Filsuf yang juga sastrawan kelahiran Paris tahun 1905 ini terbilang produktif dalam menyumbangkan pemikirannya seputar filsafat, sosial, budaya, dan politik. Buku-bukunya menjadi referensi terpenting para pencinta filsafat, khususnya penganut aliran eksistensialisme. Cukup usang ia menjadi pemikir paling terkenal di Eropa. Eksistensialismenya telah menjadi suatu gaya hidup. Bersama Simone de Beauvoir dan Maurice Merleau-Ponty, ia menerbitkan majalah Les Temps Moderne (Zaman Modern) yang menjadi corong filsafat eksistensialisme sekaligus suatu orientasi politik dan kultural.

Sartre juga bersimpati pada pedoman Marx, namun ia terus menerus mengritik tafsiran Marx di negara-negara komunis. Sartre termasuk orang yang mengagungkan kebebasan. Dalam pemikiran Sartre perihal kebebasan sanggup kita saksikan suatu pergeseran dari kebebasan menuju ke pembebasan. Pada paruh pertama hidupnya, Sartre mendasarkan hidupnya pada faham kebebasan. Seluruh pemikirannya perihal kebebasan dijabarkan panjang lebar dalam karyanya yang berjudul L’etre et le neant (Ada dan Ketiadaan).



Karya Sartre tersebut tercatat menjadi salah satu dokumen terpenting dalam aliran eksistensialisme. Bahkan berdasarkan Francis Jeanson, salah seorang murid Sartre, buku ini boleh dianggap sebagai une ontologie de la liberte atau suatu ontologi perihal kebebasan. Sartre memang betul-betul mendewakan kebebasan.

Menurut Sartre, insan yakni kebebasan. Tidak cukup jikalau dikatakan bahwa insan sekadar mempunyai kehendak yang bebas. Tidak cukup pula jikalau dikatakan bahwa kebebasan merupakan salah satu ciri atau sifat manusia. Manusia yakni kebebasan itu sendiri. Karena alasan itu pula insan tak mempunyai kodrat dan esensi. Seandainya insan mempunyai kodrat atau esensi, maka insan tak mempunyai kebebasan.

Terima Kasih untuk Uploader : Ardie Winata Tobing

Post a Comment

0 Comments

close