Rumah Buku. Pusat Digital & Novel Digital Indonesia Gratis. Di luar, saya makin terpana. Kata Abi Ahmad, shalat yaitu pilihan. Sesuai rukun Islam versi mereka bahwa rukun kedua yaitu pelatihan teritorial, bahwa seseorang harus mencari orang sebanyak mungkin.
Makanya, apa pun acara mereka dalam mencari jamaah ini, sanggup dikategorikan sebagai shalat. Selain itu, bila diibaratkan masa Rasulullah, zaman kini yaitu zaman jahiliah, di mana shalat belum diwajibkan. Saat negara ini mengumumkan kemerdekaan untuk kedua kalinya, ketika itulah shalat diwajibkan.
Sejak hari itu, saya memutuskan untuk berhenti ikut tilawah. Aku mulai mencari seribu satu alasan untuk tidak mengaji. Pergi ke luar kota, sakit, urusan keluarga, urusan kuliah, pokoknya semua ku keluarkan.
Kemudian, Abi Ahmad mulai sering menelepon. Katanya, tidak ikut pengajian juga tidak apa-apa, asalkan saya terus membayar iuran. Aku makin muak mendengarnya.
“Kamu berhenti tilawah hanya alasannya yaitu itu?”
“Hanya, katamu? Ini bertentangan dengan Semua yang kuyakini, Mal. Aku menjadi warga sebuah negara yang didirikan atas nama Islam, tapi penduduknya tidak shalat dan tidak naik haji, serta tidak percaya pada jin dan malaikat. Tadinya, saya pikir negara ini bisa menimbulkan Indonesia negara yang lebih baik”
“Kamu sudah terlalu usang hidup di negara kafir, jadi susah untuk mengerti. Shalat dan naik haji belum diwajibkan alasannya yaitu negara kita memang masih berupa gerakan bawah tanah. Kalau naik haji sekarang, berarti kita masih patuh pada aturan negara kafir, alasannya yaitu tata caranya masih mengacu pada tata cara negara tersebut.”
“Tata caranya disebutkan dengan terang dalam Al-Quran! Dan kau juga shalat”
“Selama ini shalatku juga hanya agar orang-orang luar tidak curiga, agar saya terlihat sama mirip orang lain pada umumnya. Kamu tahu sendiri betapa berbahayanya jikalau usaha ini hingga diketahui negara luar.”
Melihatku membisu saja, Malik meneruskan dengan nada putus asa, “Saat Islam gres turun, wangsit untuk menyembah satu Tuhan juga dianggap tidak masuk akal. Tolonglah Hawwa, jangan terlalu egois. Buka pikiranmu dan tidak perlu selalu berburuk sangka. Nanti kau juga akan mengerti.”
“Aku tidak bisa, Mal! Lama-lama saya bisa absurd alasannya yaitu pertentangan-pertentangan mirip ini! Aku mau keluar saja...”
Plak!
Malik menamparku!
Info : Miliki Segera Koleksi Buku Digital & Novel Digital Lengkap Tanpa Harus Frustasi, Menghabiskan Waktu & Bingung Download Sana-Sini! Silahkan Lihat Penawaran Khusus Dari Saya Untuk Anda.
Detail Buku :
Judul : Tinta Cinta Sitti Hawwa
Penulis : Dellafirayama
Tipe File : Exe
Ukuran : 1.17 Mb
Halaman : 205
Kategori : Novel Islami
Password : 1982
Sumber : https://rumahbukuid.blogspot.com//search?q=tinta-cinta-sitti-hawwa
0 Comments