Ia tiba ke sebuah daerah makan kemudian mengulas masakan maupun suasana di daerah makan tersebut. Ulasan itu nantinya akan di publish oleh redaksi Yummyfood.
Ada yang berbeda dari cara menilai Winona, ia menitik beratkan pada playlist musik apa yang diputar di daerah makan tersebut. Dan seringkali alasannya yaitu keharusan memutar musik yang sesuai, Winona dapat dengan mudahnya memberi rating jelek untuk daerah makan yang playlistnya tidak sesuai.
Sebelum bekerja sebagai freelancer di Yummyfood, Winona bekerja di Sound&Beat. Pengalamannya bekerja disana sebagai reviwer program musik menambah nilai lebih terhadap penilaiannya terhadap musik.
Ya. Winona sangat menyayangi musik, ia selalu tahu playlist yang sempurna untuk suasana hatinya. Seringkali selama masih bekerja di Sound&Beat ia mendiskusikan semua perihal musik bersama Ethan.Salah satu perjaka yang bekerja disana dan pernah jadi kekasihnya.
Bermacam daerah makan di Bandung sudah pernah dicicipi Winona, diulasnya dan ada beberapa yang ia beri rating tidak memuaskan terutama dari segi pemilihan musik latarnya. Selama bekerja sebagai food writer ada satu daerah makan yang paling menciptakan moodnya buruk.
No. 46 yaitu daerah makan paling horor yang pernah dikunjunginya. Tempat makan No. 46 yang berlokasi di sebuah perumahan tidak memutar musik latar. Mana ada daerah makan yang tidak punya musik latar? Begitulah yang dipikirkan Winona.
Pemilik rumah makan itu yang diketahuinya berjulukan Aries tidak kalah aneh, ia memasak semua sajian sendiri dan membenci masakan Italia. Mau tidak mau Winona terpancing untuk mengetahui siapa bahwasanya Aries, apalagi sehabis beberapa pertemuan tidak sengaja, laki-laki itu memperlihatkan rumahnya untuk disewakan pada Winona.
Judul : The Playlist
Penulis : Erlin Natawiria
Tipe File : Pdf
Ukuran : 16.7 Mb
Halaman : 240
Sumber : http://aggregator.blogbukuindonesia.com/resensi-the-plalist-karya-erlin-natawiria/
0 Comments