Sosiologi Agama Penulis: Prof. Dr. H.M. Ridwan Lubis

 agama bersifat permanen yang tidak dapat berubah sekalipun terjadi perubahan sosial Sosiologi Agama Penulis: Prof. Dr. H.M. Ridwan Lubis

Detail Buku:

Judul: Sosiologi Agama
Penulis: Prof. Dr. H.M. Ridwan Lubis
Penerbit: Prenada Media, 2015
ISBN: 978-602-089-520-8
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: 212 halaman
Jenis File: PDF
Besar file: 2,12Mb

Deskripsi:

Secara doktrinal, agama bersifat permanen yang tidak dapat berubah sekalipun terjadi perubahan sosial. Akan tetapi, begitu agama menjadi milik insan maka tidak dapat dihindari terjadinya tiga acara manusia, yaitu pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap agama. Dengan demikian, makna agama yang laten muncul dalam aneka macam bentuk baik interpretasi maupun aktualisasi sebagai wujud dari manifes agama. Selanjutnya, agama yang telah diolah insan sebagai dasar yang membentuk pandangan dunia (world view), maka agama telah berubah posisi dari kebenaran yang diktatorial menjadi kebenaran yang relatif. Akan tetapi, sering insan tidak menyadari hal tersebut sekalipun yang mereka sebut kebenaran diktatorial fatwa agama hanyalah terbatas pada sejumlah simbol sebagai hasil pemahaman. penghayatan, dan pengamalan fatwa agama. Sikap yang demikian cenderung melahirkan konflik di kalangan umat beragama bukan hanya konflik yang bersifat eksternal yaitu antar-umat yang berbeda agama, melainkan juga intemal yaitu antar-penganut dalam satu agama. Tetapi dalam pemahaman agama yang didasari solidaritas spiritualitas, maka perbedaan agama tidak menghalangi mereka untuk hidup dalam suasana ukhuwah antara satu dengan lainnya. Dari fakta sosial, kelihatan bahwa agama dalam persepsi insan ialah suatu subsistem sosial di antara sekian banyak subsistem sosial lainnya, ibarat politik, ekonomi, pendidikan, dan hukum. Dalam kaitan itu, alasannya ialah agama telah larut berinteraksi dalam aneka macam kehidupan sosial, maka agama juga tidak dapat dihindari terlibat dalam proses interaksi dengan aneka macam subsistem tersebut. Sebagai hasil dari interaksi itu, maka tidak dapat dihindari terjadinya aneka macam realitas saling memengaruhi antarsubsistem sosial. Di antara wujud dari proses interaksi itu ialah muncul gagasan untuk melaksanakan pemurnian dan pembaruan terhadap interpretasi agama. Pemurnian diharapkan untuk menyaring laten agama dari manifes agama. Demikian juga pembaruan diharapkan untuk mendorong posisi agama sebagai landasan etos kerja menuju kehidupan beragama yang dinamis, kreatif, dan inovatif. Demikianlah pentingnya agama bagi kehidupan insan dan juga pentingnya subsistem sosial memperkaya pemahaman. penghayatan, dan pengamalan terhadap fatwa agama.


Post a Comment

0 Comments

close