Mahkota Cinta Habiburrahman El Shirazy

 Mata perjaka itu memandang ke luar jendela Mahkota Cinta Habiburrahman El Shirazy
Mata perjaka itu memandang ke luar jendela. Lautan terhampar di depan mata. Ombak seolah menari-nari riang. Sinar matahari memantul-mantul keperakan. Dari karcis yang beliau pegang, beliau tahu bahwa feri yang beliau tumpangi berjulukan Lintas Samudera. Tujuan feri yang bertolak dari pelabuhan Batam itu yaitu pelabuhan Johor Bahru.
Ia memejamkan mata seraya meneguhkan hatinya. Ia meyakinkan dirinya harus kuat. Ya, sebagai lelaki beliau harus kuat. Meskipun beliau merasa sekarang tidak mempunyai siapa- siapa lagi. Bagi seorang lelaki cukuplah keteguhan hati menjadi teman dan penenteram jiwa.

la kembali menegaskan niat, bahwa beliau sedang melaksanakan pengembaraan untuk mengubah takdir. Mengubah nasib. Seperti saran Pak Hasan, beliau harus berani berhijrah dari satu takdir Allah ke takdir Allah lain yang lebih baik. Feri Lintas Samudera terus melaju ke depan. Singapura semakin bersahabat di depan, dan Batam semakin jauh di belakang. Namun, Lintas Samudera tidak hendak menuju Singapura, tapi menuju pelabuhan Johor Bahru, Malaysia.

Detail Buku :

Judul Buku : Mahkota Cinta
Karya : Habiburrahman El Shirazy
Jumlah Halaman :  70 Page
Jenis file : PDF
Besar file : 556 Kb
Download : Google Drive

Post a Comment

0 Comments

close