Kekerasan Simbolik Di Sekolah Penulis Nanang Martono

Kekerasan Simbolik di Sekolah Penulis Nanang Martono Kekerasan Simbolik di Sekolah Penulis Nanang Martono

Detail Buku:

Judul: Kekerasan Simbolik di Sekolah
Penulis: Nanang Martono
Penerbit: Rajawali Press, 2012
ISBN: 978-602-425-223-6
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: 266 halaman
Jenis File: PDF
Besar file: 4,29Mb
Review: Goodreads

Deskripsi:

Buku ini menggambarkan banyak sekali bentuk kekerasan simbolik yang terjadi di sekolah. Bourdieu, seorang sosiolog Prancis meyakini bahwa sekolah merupakan daerah yang paling sempurna untuk menyuburkan terjadinya praktik-praktik kekerasan simbolik ini. Kekerasan simbolik bukanlah kekerasan fisik maupun psikologis. Bila kedua bentuk kekerasan ini wujudnya sanggup dengan gampang dikenali, maka kekerasan simbolik sangat sulit dikenali. Namun, kekerasan ini akan terjadi setiap saat, tanpa disadari. Keberadaan kekerasan ini bahkan sering kali dianggap sebagai tanda-tanda yang sangat wajar, sehingga sebagian besar orang akan mendapatkan begitu saja, mereka seakan-akan bersedia menempatkan diri mereka sebagai korban kekerasan simbolik dengan lapang dada, mereka rela menjadi objek dan korban kekerasan.

Buku ini menjelaskan mengenai apa itu kekerasan simbolik, mengapa kekerasan simbolik sanggup dilakukan dengan gampang di sekolah, dan bagaimana prosedur terjadinya kekerasan simbolik di sekolah. Selain itu, buku ini juga mengupas seni administrasi kelompok kapitalis dalam melebarkan sayap kekuasaannya di sekolah melalui prosedur kekerasan ini. Buku ini direkomendasikan bagi mahasiswa, guru, atau pengajar yang lain, serta pemerhati duduk kasus pendidikan.

Ini yaitu buku pertama di Indonesia yang membahas perihal duduk kasus kekerasan simbolik dalam dunia pendidikan. Kekerasan simbolik terjadi setiap saat, dan sanggup terjadi di mana pun, tetapi perhatian utama di sini yaitu pada proses pendidikan dan sekolah-sekolah di Indonesia, menawarkan bagaimana prosedur kekerasan simbolik bekerja. Saya bahagia melihat terbitnya buku yang membawa tradisi ini ke garis terdepan sosiologi Indonesia dan dunia pendidikan. Ken Plummer (University of Essex, Inggris)

Bagi kebanyakan orang, kekerasan simbolik merupakan hal baru. Kebanyakan dari kita erat dengan istilah kekerasan (fisik). Ketika mendengar kekerasan, yang terbayang yaitu adanya penggunaan paksaan untuk mewujudkan niat seseorang atau sekelompok orang. Misalnya, Kekerasan Domestik pada Rumah Tangga, kekerasan yang dilakukan dengan dalih membela keyakinan dan banyak sekali bentuk street vigilante lain. Juga, terbayang tawuran warga atau tawuran antarsekolah. Semuanya menggambarkan pelanggaran Hak Azasi Manusia. Tidak mengherankan ketika mendengar “kekerasan simbolik”, orang serta merta melaksanakan penolakan. Hanneman Samuel (Universitas Indonesia)


Post a Comment

0 Comments

close