Enong alias Maryamah berasal dari keluarga yang sederhana. Dia yakni seorang wanita yang pekerja keras. Ia bekerja sebagai pendulang timah, Ia berusaha sedapat-dapatnya memenuhi apa yang diharapkan ketiga adiknya yakni, Ania, Luna dan Ulma. Setelah ketiga adiknya menikah mendahuluinya mereka masing-masing pergi meninggalkan rumah, mengikuti suami masing-masing, maka tinggalah Maryamah bersama Ibunya.
Beberapa waktu kemudian, Syalimah, ibunya jatuh sakit. Selama ibunya sakit, Enong sering mendapati ibunya memandanginya dengan sedih. Enong tahu apa yang ingin ia katakan. Karena Itu, ia mendapatkan pinangan seorang lelaki yang berjulukan Matarom. Tak menyerupai perkawinan ibu dan ketiga adiknya. Kelakuan jelek suaminya telah tampak semenjak awal pernikahan, namun ia bertahan. Seburuk apapun ia diperlakukan ia menganggap dirinya telah mengambil keputusan dan beliau selalu berusaha menjaga perasaan ibnya.
Namun, pertahanan Enong berakhir ketika suatu hari tiba seorang wanita yang mengaku sebagai istri Matarom. Di kios Giok Nio, selamot dan Maryamah berjumpa. Mendengar Maryamah berkisah wacana nasibnya. disitu Maryamah ingin sekali berguru main catur, alasannya yakni ingin bertanding dengan Matarom yang kini menjdai mantan suaminya. Matarom yakni seorang pecatur tangguh. Sudah dua kali berturut-turut meraup piala catur kejuaraan 17 Agustus. Sekarang ia bersiap menggondol piala untuk ketiga kalinya.
Orang yang pertama mereka temui sehabis pembicaraan dengan Maryamah di kios ayam Giok Nio yakni detektif M. Nur, ia menyatakan bahwa ini menyangkut martabat maryamah di depan Matarom. Usai menemui detektif m. Nur, ia eksklusif berbicara dengan ibunya bahwa ia harus membantu Maryamah biar sanggup bertanding catur 17 agustus nanti. Ibunya pun menyetujuinya.
Pertarungan pertama Maryamah melawan aziz, penonton berbondong-bondong tiba ke warung kopi. Penonton menjadi banyak alasannya yakni ada penonton wanita yang ingin menjadi supporter Maryamah. Penonton bertepuk tangan gagap gempita dan berusaha mendekati Maryamah untuk menyalaminya.
Lawan berikutnya yakni Maksum, meskipun telah menang tiga kali, Maryamah belum menerima cukup respek diantara pecatur laki-laki alasannya alasannya yakni Maryamah menerima lawan-lawan yang lemah. Lawan berikutnya lagi yakni Muntaha alasannya yakni mendadak dinas ke pangkal pinang, kesudahannya digantikan dengan maulidi, Maryamah menang dalam pertandingan itu.
Selang beberapa hari lawan Marymah berikutnya yakni seorang lelaki renta hokian berjulukan Go Kim Pho. Ia yakni pemilik toko dupa di tanjung pandan itu. Lelaki ini pernah menolong Maryamah yang terlunta-lunta mencari kerja di tanjunng Pandan. Dialah yang memberinya uang untuk pulang kampung. Disaat pertandingan berlangsung Maryamah menampilkan permainannya yang elegan.Dan member Go Kim Pho sebuah kekalahan yang agung.
Setelah pertandingan Marymah dan pecatur lainnya telah usai, maka tibalah di arena catur tahun ini perayaan hari kemerdekaan 17 agustus benar-benar tersa. Kaum wanita pedagang kecil yang berunjuk rasa, untuk mendukung registrasi Maryamah tempo hari tiba dalam satu rombongan besar yang meriah. Semuanya ingin menyaksikan seorang wanita yang digembor-gemborkan sangat lihai bermain catur. Mereka hadir dari pelosok-pelosok pulau dalam pakain serba hitam. Mereka tak paham catur tapi ingin melihat papan catur perak yang magis itu. Mitoha secara resmi meminta pada Modin untuk menggunakan papan catur perak, Matarom pada final. Modin menyarankan biar kami mendapatkan seruan Mitoha.
Akhirnya disitu, Maryamah dan Matarom berhadap-hadapan. Maryamah maupun Matarom menyerupai tak sabar ingin segera bunuh-bunuhan, penonton semakin tegang. Meledaklah sorakan pendukung catur wanita yang gagah berani itu. Maryamah bangun dan menatap ke atas, jiwanya seakan terangkat kelangit. para pendukung Matarom kini berbalik mendukungnya. Matarom bersandar lemas di kursinya dengan mata nanar, sabuk emas yang melilit pinggangnya selama dua tahun terlepas sudah. Maryamah pantas manjadi juara.
0 Comments