Detail Buku:
Judul: Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab-Islam Jilid 4
Penulis: Adonis
Alih Bahasa: Khairon Nahdiyyin
Penerbit: LKis, 2009
ISBN: 978-979-1283-79-3
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: 375 halaman
Jenis File: PDF
Besar file: 1,80Mb
Deskripsi:
Pada buku keempat (jilid 4) yang kini ini ada di tangan pembaca dan merupakan jilid terakhir dari tetralogi Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab-Islam, Adonis lebih banyak mengeksplorasi fenomena kemapanan (ats-tsâbit ) dan kreativitas (al-mutahawwil) dalam bidang sastra-puisi, khususnya terkait dengan modernitas puisi.
Para pencetus modernitas ini pada umumnya berasal dari warga non-Arab, meski adakalanya yang peranakan. Selain itu, kebanyakan dari mereka juga tumbuh di tengah-tengah masyarakat miskin, sebagai budak atau mawali. Oleh lantaran itu, mereka terdorong berpengaruh untuk memantapkan eksistensinya di kalangan masyrakat Arab- Islam. Untuk itu, mereka mempersenjatai diri dengan senjata paling kuat, adalah bahasa dan agama. Dan, di antara mereka banyak yang berhasil mendalami dan menguasai bahasa melebihi pemilik bahasa itu sendiri. Mereka juga dengan sangat berani mencabut budbahasa kequraisyan dan kearaban agama, dan memberinya corak kemanu- siaan-keumatan. Oleh lantaran itu, sangat masuk akal bila mereka men- dapatkan resistensi dari masyarakat Arab dan juga sistem kekuasaan yang ada. Mereka juga mendapati diri mereka berhadapan dengan tradisi-tradisi sastra-puisi yang ada lantaran dia juga merupakan tradisi- tardisi yang diwarisi oleh sistem kekuasaan dan sekaligus dimapankan olehnya. Dalam posisi menyerupai itulah mereka justru mendapati diri mereka sebagai pencipta (kreator) verbal yang sejalan dengan kehidupan yang mereka jalani, namun bertentangan dengan tradisi yang ada. Dari situlah mereka selalu dinilai sebagai kelompok penyimpang dan pembuat bid’ah.
Di sini, Adonis berhasil menjelaskan dengan sangat baik meng- apa aspek “yang mapan” (tsabat) lebih dominan/mendominasi dari- pada “yang berubah” (tahawwul). Hal itu, menurutnya, disebabkan lantaran perspektif keagamaan telah ikut campur dalam kasus sastra-puisi. Dalam arti bahwa sistem universal yang diwujudkan oleh agama menjadi faktor fundamental yang menyebabkan masyarakat Arab-Islam semenjak masa pertama hijriah sampai munculnya era ke- bangkitan lebih menentukan yang usang (statis) daripada yang gres (dinamis) sehingga agama menempatkan yang usang dalam posisi tepat dan menganggap semua yang gres sebagai bentuk penyelewengan dari yang ideal dan sempurna.
0 Comments