Pijakan utama adat religius Syaikh Yusuf bersumber dari konsepsi Al-Qur’an perihal insan dan kedudukannya di dalam alam semesta. Konsep teologi yang dipakai bercorak sufisme. Menurutnya, “hakikat insan sebagai bayangan Tuhan di muka bumi” disebut sebagai konsep Al-Insan Al-Kamil. Konsep ini berfokus pada spiritualitas yang sanggup mengantar insan ke alam Ilahiah (alam ketuhanan), melalui potensi batin yang dimilikinya.
Selama hidupnya, Syaikh Yusuf telah menghasilkan puluhan karya/naskah, yang fokus utamanya yaitu tasawuf dan adat dakwah. Di dalam karya-karyanya juga, Syaikh Yusuf mengulas perihal kaifiyat dzikir, yaitu dzikir yang meliputi adat religius lahir dan batin, sebagai pancaran kesempurnaan tauhid, makrifat, dan ibadah. Ia juga menjelaskan perihal makna kalimat tauhid La ilaaha illa Allah. Dalam kitab Mathalib Salikin misalnya, Syaikh Yusuf menekankan pentingnya memahami tauhid sehingga tidak gampang terjatuh pada kemusyrikan.
Syaikh Yusuf dikenal sebagai ulama pengembara untuk berguru kepada syaikh/ulama yang dikenal mumpuni. Setelah berguru agama di Makassar, kehausannya terhadap ilmu-ilmu agama dilanjutkan dengan mengembara ke daerah-daerah di Tanah Air terutama ke Banten dan Aceh, serta negara-negara Arab. Syaikh Yusuf meninggal di Cape Town Afrika Selatan sesudah diasingkan oleh penjajah kolonial Belanda akhir dakwah dan perjuangannya bersama Sultan Banten. Selama empat tahun di Cape Town, Syaikh Yusuf berhasil membangun komunitas muslim yang solid, sehingga oleh pemerintah Afrika Selatan dinugerahi gelar satria nasional.
Detail Buku:
Judul: Agama dan Bayang-Bayang Etis Syaikh Yusuf Al-MakassariPenulis: Dr. Mustari Mustafa
Penerbit: LKis
ISBN: 979-25-5339-8
Baca-Download PDF: Google Drive
0 Comments