Detail Buku:
Judul: Seruan Zarathustra
Penulis: Nietzsche
Terjemahan : Budi Anre
Penerbit: xxxx
ISBN: xxxx
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: 244 halaman
Jenis File: PDF
Besar file: 1,73Mb
Deskripsi:
Nietzsche menyusun naskah ini dalam waktu sekitar dua tahun, penggalan satu ditulis hanya dalam tempo sepuluh hari. Nietzsche sendiri menganggap Seruan Zarathustra ini sebagai karyanya yang paling penting, dan dianggap oleh banyak para komentator sebagai karya yang penuh dengan klarifikasi yang detail ihwal “superman” dan “ the will to power.” Pada awalnya ia hanya menulis tiga penggalan saja, mencicipi bahwa simpulan dongeng ini harus disudahi ketika Zatahustra mendapat iman “siklus abadi” di atas gunungnya. Kemudian ia pun menulis penggalan empat, dan ia menolak untuk menerbitkannya, dengan alasan penggalan ini akan sangat menggoncangkan publik di dikala itu. Naskah penggalan empat disirkulasikan di antara teman-temannya dalam bentuk draft, sampai akibatnya diterbitkan oleh adik perempuannya, Elizabeth, sehabis Nietzsche terjangkit penyakit gila.
Seruan Zarathustra yakni juga karya yang paling terkenal di kalangan publik. Walau pun buku ini hanya disambut secara cuek ketika pertama kali diterbitkan, karya ini menjadi sangat terkenal sehabis wafatnya Nietzsche, dan tetap terkenal sampai menjadi buku yang paling laku terjual di zaman modern ini. Selama Perang Dunia Kedua, pemerintah Jerman mencetak lebih dari 100.000 eksemplar dan didistribusikan pada tentaranya.
Dalam tataran narasi, buku ini membicarakan tentang perjalanan dan ajaran- aliran Zarathustra, seorang nabi, guru agama dari tokoh dalam sebuah mitos, yang tiba ke dunia untuk mengajarkan aliran ihwal “Sang Superman.” Ajaran-ajaran Zarathustra berupa kombinasi antara cerita-cerita yang ada dalam ayat-ayat agama- agama kuno ibarat dari kitab Perjanjian Lama dan mitos -mitos Yunani. Dan hanya ada disana-sini. Karya ini, malahan, terfokus pada ajaran-ajaran Zarathustra mengenai sang Superman dan usaha dirinya untuk mengatasi segala aspek-aspek dunia yang akhirnya membawanya pada iman “Siklus Abadi,” sebuah keadaan yang diasosiasikan dengan transendensi.
Buku ini menceritakan tinjauan Nietzsche ihwal “Sang Superman,” suatu keadaan mengenai kehidupan yang murni dimana seseorang sanggup menyayangi alam dan bumi sebagai kebaikan yang tertinggi. Buku ini menguraikan keyakinan Nietzsche yang sangat mashur “Tuhan sudah mati.” Dalam Seruan Zatahustra, Nietzsche me mbayangkan sebuah dunia dimana Sang Superman sanggup mengatasi ajaran-ajaran Katolik yang sudah mati, menuju ke siklus abadi.
Gaya penulisan yang sangat eksperimental ini menjauhkannya dari popularitas, dari bundar akademik dan filsafat sampai simpulan hayatnya Nietzsche. Buku yang bergaya sangat ambigu, tidak pas dengan gaya goresan pena filsafat masa 19 dan masa 20 awal. Namun, diakhir masa 20 komunitas filsafat postmoderen merangkul karya ini serta format-formatnya yang menghapus batasan-batasan, yang memadukan filsafat dengan kritik ihwal agama dan masyarakat. Banyak teori-teori postmoderen ihwal dekonstruksi menurut pada karya-karya Nietzsche yang ada dalam Seruan Zarathustra, buku ini secara ajeg tetap menghasilkan karya-karya interpretasi akademik baru. Saat ini ada ratusan uraian-uraian serta penjelasan-penjelasan yang terperinci terhadap apa yang telah dibuktikan sebagai karya Nietzsche yang terkenal itu, dan masih akan tetap mempengaruhi filsafat-filsafat kaum generasi baru. (Budi Anre)
0 Comments